Senin, 22 Oktober 2012

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dan Kekurangan
Karya: T. G. Larasati
     “Wah, kucingnya lucu-lucu, ya!” teriak Ilfy dari ruang depan. Tentu Dara dan Rina yang sedang membelai kucing terkaget-kaget.  Ya, mereka sedang melihat-lihat kucing di Pet Shop milik Pak Dani. Ilfy yang sebetulnya nggak suka kucing, sekarang malah ketagihan untuk mengelus bulu kucing. Rencananya, sih, mereka bertiga mau menabung untuk membeli salah satu kucing disana. Kalau sudah beli, kucingnya akan di tempatkan di rumah Dara. Maklum, rumah Dara besar dan punya tiga pembantu. Kan, salah satunya bisa merawat kucing itu.
     “Pak, kalau kucing yang ini harganya berapa, ya, Pak?” tanya Rina, sambil menunjuk kucing berwarna putih belang coklat yang sedang menjilati kakinya. “Karena ini kucing anggora, harganya agak mahal. 570 ribu rupiah untuk yang ini. Kalau yang di utara sana, harganya mulai 450 ribu sampai 780 ribu.” Ilfy berpikir, andai aku punya uang lebih, aku pasti bisa memilikinya sekarang juga. “Ya, sudah, kalau begitu, Pak. Terima kasih atas informasinya.” Kata Dara.
     “Sudah, yuk, pulang.” kata Rina. “Kalian pulang duluan saja. Aku mau beli bubur dulu untuk adikku.” seru Ilfy melambaikan tangan. Ilfy merogoh sakunya. Kosong. Ia mengambil dompetnya di tas. Kosong juga. Akhirnya Ilfy tidak jadi beli bubur untuk adiknya karena uangnya habis. Kasihan sekali, ya.
     Sore ini, Ilfy main ke rumah Dara. Sekalian mengerjakan tugas kelompok. Dara mengajak Ilfy masuk ke kamarnya. Kamar Dara luas sekali. Stiker dan perabot bergambar Hello Kitty didekorasi dengan indahnya. Di sudut tempat tidurnya terdapat boneka kucing yang lucu. Di sebelah kanan kamar ada meja belajar berwarna pink penuh dengan buku pelajaran. Ada juga lemari gantung penuh dengan kamus bahasa.
     Memang, Dara anak berprestasi di sekolah. Ia paling pandai pelajaran bahasa Inggris. Maklum, ibunya berasal dari Amerika Serikat. Kadang, Ilfy ingin menjadi seperti Dara. Menjadi pintar, kaya, dan cantik. Dara sering mengajari Ilfy bahasa Inggris. Ilfy senang punya teman seperti Dara.
     Ilfy sering menceritakan hal ini pada Bunda. Bunda bilang Ilfy tidak usah iri pada Dara. Ilfy juga pasti punya kelebihan. Ilfy sekarang sedang fokus pada keterampilan di sekolah. Ia sadar ia memang punya ekonomi yang tidak mencukupi kebutuhannya. Ia berpikir bagaimana caranya membantu ibu dengan keterampilannya. Ia mendapat ide. Ia pun memecah celengan berbentuk babi dan menghitungnya. “Wah, banyak sekali! Terima kasih, ya, Tuhan!” teriak Ilfy dari kamarnya. Bunda terheran-heran melihat putrinya yang sangat ceria.
     “Bunda, aku pergi dulu, ya!” teriak Ilfy yang sudah berada di teras rumah. Setelah Bunda mengizinkan, Ifly berlari menuju gapura perumahan dan naik angkot menuju toko kain. “Mbak, saya mau beli kain flannel 5 lembar, ya! Warna hijau, ungu, biru, kuning, dan pink. Harga 1 lembar berapa? Oh, ya, saya juga beli benang dan lem tembak, ya. Berapa harga semuanya?” tanya Ilfy pada pramuniaga disana. “Semuanya 45 ribu, dik.” kata pramuniaga dengan ramah. Ilfy segera membayar dan naik angkot lagi menuju Betty Handycraft yang letaknya cukup jauh dari toko kain tersebut.
     Sesampainya di toko kak Betty, Ilfy minta diajari membuat macam-macam benda berguna dari kain flannel. Kak Betty adalah teman sekelas Bunda sewaktu kecil. Makanya ia mau mengajari Ilfy secara cuma-Cuma alias gratis. Sebelum pulang, Ilfy tentu saja mengucapkan terima kasih pada kak Betty atas bantuannya.
     Keesokan harinya, Ilfy membawa kerajinan tangan itu ke sekolah. Ia menawarkannya pada teman-teman. Ternyata, banyak sekali yang memesan dari kelas 3 sampai kelas 6. Ilfy sangat senang. Sebagian uang hasil penjualan ia tabung, sebagian lagi untuk modal usaha. Ternyata benar kata Bunda. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dan lebih membanggakan lagi, Ilfy bisa membeli kucing idamannya sekaligus membuka toko handy craft.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar